.

Selasa, 21 November 2017

bioremediasi

Pengertian Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di Lingkungan. Menurut Munir (2006), bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran. Menurut Sunarko (2001), bioremediasi mempunyai potensi untuk menjadi salah satu teknologi lingkungan yang bersih, alami, dan paling murah untuk mengantisipasi masalah-masalah lingkungan. Menurut Ciroreksoko(1996), bioremediasi diartikan sebagai proses pendegradasian bahan organik berbahaya secara biologis menjadi senyawa lain seperti karbondioksida (CO2), metan, dan air. Sedangkan menurut Craword (1996), bioremediasi merujuk pada penggunaan secara produktif proses biodegradatif untuk menghilangkan atau mendetoksi polutan (biasanya kontaminan tanah, air dan sedimen) yang mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat.
Teknik bioremediasi memiliki beberapa keuntungan antara lain:
a. Bioremediasi merupakan proses alami.
b. Hasil proses bioremediasi bukan merupakan produk yang berbahaya.
c. Tanah terkontaminasi dapat kembali ditanami.
d. Relative ramah lingkungan
Namun demikian teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a) Tidak seluruh polutan mampu didegradasikan oleh mikroba
b) Akumulasi senyawa toksik yang merupakan metabolit sekunder selama proses bioremidiasi tidak dapat dihindari.
c) Proses perombakan akan mengalami kesulitan apabila polutan logam berat bercampur dengan polutan organik
d) Poses perombakan akan mengalami kesulitan apabila polutan logam berat bercampur dengan polutan organik .
Organisme Yang Berperan Dalam Bioremidiasi
1. Bakteri. Kemungkinan bakteri untuk mengurangi bahan kimia yang berbeda, tergantung pada berbagai kondisi. Temperatur kimia, daerah yang terkontaminasi, nutrien, dan banyak faktor lain berpengaruh pada efektivitas dan tingkat biodegradasi. Mikroba metabolisme yang efektif dan digunakan untuk bioremediasi adalah bakteri indigen yang secara alami ditemukan pada tempat yang berpolusi. Strain yang berbeda dari bakteri yang disebut Pseudomonas, yang sangat melimpah di sebagian besar sumber diketahui dapat mengurangi ratusan bahan kimia yang berbeda. Strain E. coli (yang umumnya berhabitat dalam usus manusia dan mikroba yang penting untuk berbagai teknik rekombinan DNA) juga sangat efektif dalam mengurangi berbagai polutan.
2. Jamur. Jamur pengurang sampah seperti Phanerochaete chrysosporium dan Phanerochaete sordida dapat mengurangi racun kimia seperti creosote, pentachlorophenol, dan polutan lain yang tidak dapat di degradasi oleh bakteri.
Bioremediasi telah memberikan manfaat yang luar biasa pada :
     1.    Bidang Lingkungan, yakni, pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah limbah tersebut menjadi ramah lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan yakni telah membantu mengurangi pencemaran dari pabrik, misalnya saat 1979, supertanker Exxon Valdez di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli mentah mengalir, tetapi bakteri pemakan oli membantu mengurangi pencemaran laut yang lebih jauh lagi.
     2.    Bidang Industri, yakni bioremediasi telah memberikan suatu inovasi baru yang membangkitkan semangat industri sehingga terbentuklah suatu perusahaan yang khusus bergerak dibidang bioremediasi, contohnya adalah Regenesis Bioremediation Products, Inc., di San Clemente, Calif.
     3.    Bidang Ekonomi, karena bioremediasi menggunakan bahan bahan alami yang hasilnya ramah lingkungan, sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan limbah memerlukan modal dan biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang lebih baik
 Bioremediasi berdasarkan lokasi terdapat 2 macam yaitu:
1.      In situ : dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar ( proses bioremediasi yang digunakan berada pada tempat lokasi limbah tersebut)Proses bioremadiasi in situ pada lapisan surface juga ditentukan oleh faktor bio-kimiawi dan hidrogeologi
2.      Ex situ : bioremediasi yang dilakukan dengan mengambil limbah tersebut lalu ditreatment ditempat lain, setelah itu baru dikembalikan ke tempat asal.  Lalu diberi perlakuan khusus dengan memakai mikroba.  Bioremediasi ini bisa lebih cepat dan mudah dikontrol dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi: 
a. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb 
b. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus 
c. Penerapan immobilized enzymes 
d. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar


Daftar pustaka:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.